5 KPI SEO, Kenapa anda harus tahu dan Melacak secara Konsisten
Mengenal dan merancang KPI SEO untuk membantu kita dalam mengukur kinerja SEO website dari waktu ke waktu.
Mengenal apa itu KPI SEO, Cara membuat dan Cara mengukurnya secara periodik
Kita sepakat bahwa SEO itu butuh waktu.
Setidaknya kita butuh waktu 3 hingga 12 bulan untuk bisa melihat hasilnya. SEO berbeda dengan Google Ads yang memang instan.
Bahkan semakin sulit kata kunci yang kita optimasi, semakin lama pula waktu yang kita butuhkan untuk mendorongnya masuk halaman pertama Google.
Normalnya seperti itu, walaupun nanti akan dipengaruhi oleh banyak hal.
Tapi intinya, SEO butuh proses. Kita tidak bisa melihat hasil optimasi website dalam hitungan hari bahkan minggu sekalipun.
Karena SEO butuh waktu, maka kita butuh alat untuk mengukur kinerja SEO website dari waktu ke waktu. Biasanya di ukur berdasarkan satuan waktu bulan.
Alat tersebut kita kenal dengan KPI SEO.
Jadi, fungsi KPI SEO sebenarnya untuk membantu kita mengukur kinerja SEO sepanjang proses SEO yang kita lakukan.
Lalu apa itu KPI SEO, bagaimana cara membuatnya dan bagaimana pula cara melacaknya sehingga bisa dijadikan acuan untuk proses evaluasi SEO.
Kita akan bahas lebih jauh di bawah ini.
Mengenal Apa itu KPI SEO
KPI merupakan singkatan dari Key Performance Indicator. Biasanya digunakan untuk mengukur kinerja bisnis kita dalam periode tertentu.
Agar kita punya persepsi yang sama, mari kita bahas pengertian KPI SEO.
Dengan bantuan KPI SEO ini kita bisa mengevaluasi kinerja SEO website dengan lebih objektif menggunakan metrik SEO yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sebagai praktisi SEO, tentu ada baiknya kita selalu memiliki KPI SEO dalam setiap tindakan SEO yang kita lakukan.
Karena KPI SEO ini biasanya dijadikan acuan saat membuat action plan SEO.
Hanya saja, KPI SEO setiap bisnis tentu berbeda. Termasuk KPI antara praktisi yang satu dengan yang lainnya, bisa saja berbeda.
KPI SEO yang umum digunakan
Kita sudah bahas bahwa masing-masing bisnis tentu memiliki hal yang berbeda untuk di tracking dan diukur, begitu juga pada SEO website.
Namun, ada beberapa KPI yang memang cukup sering digunakan untuk mengukur kinerja SEO sebuah website.
Dan kita akan bahas apa saja KPI tersebut.
1) Jumlah Konten yang diterbitkan
Pada bagian lain kita sudah bahas bahwa konten elemen yang paling krusial pada sebuah website, terutama strategi pemasaran menggunakan SEO.
Content is King, begitu katanya.
Bahkan konten berkualitas menjadi salah satu faktor ranking website yang harus anda perhatikan ketika melakukan SEO.
Karena konten inilah yang menjadi jempatan antara pencari informasi (calon pelanggan) dengan produk maupun layanan yang kita tawarkan.
Tentu semakin banyak “jembatan” yang bisa digunakan untuk mengakses produk dan layanan kita, maka semakin besar peluang terjualnya.
Oleh karenanya, jumlah konten yang diterbitkan sebenarnya memiliki korelasi yang sangat kuat dengan peningkatan jumlah pembeli kita.
Tapi ada syaratnya!
Konten yang diterbikan haruslah konten yang dibuat berdasarkan hasil riset kata kunci terlebih dahulu. Sehingga bisa dipastikan ada yang mencarinya.
Tanpa tahapan ini, konten anda hanya akan menjadi sampah di hosting.
Mulai sekarang cobalah untuk mengukur berapa jumlah konten yang sudah diterbitkan di website anda. Ukur berdasarkan periode tertentu.
Misalnya, menerbitkan 15 artikel perbulan.
Ini artinya, anda berpeluang menerbitkan artikel hingga 180 artikel pertahun.
Jika 1 artikel berhasil menghasilkan 100 trafik potensial setiap bulannya, maka total trafik potensial anda bisa mencapai 18.000 trafik setiap bulannya.
Bayangkan kalau konversinya lebih dari 1%, ini akan luar biasa.
2) Kata Kunci yang berhasil di Ranking
KPI berikutnya adalah kata kunci yang berhasil masuk halaman pertama Google. Bahkan jika memungkinkan masuk 3 besar di Google.
Semakin banyak kata kunci yang masuk ke halaman pertama Google tentu akan semakin bagus, karena ini kaitannya dengan potensi trafik.
Dari data yang dipublikasikan oleh Backlinko, website yang berhasil tampil di 3 besar Google search akan mendapatkan trafik lebih besar dari posisi lainnya.
Sebenarnya pencapaian ranking sejalan dengan pencapaian backlink, itulaha mengapa mendapatbacklink backlink berkualitas jadi prioritas.
Salah satunya dengan menggunakan PBN Backlink.
3) CTR (Click Through Rate)
Lagi-lagi kita harus mulai dari defenisi.
Misalnya jumlah tayang website anda di hasil pencarian Google sebanyak 10.000 tayang, sementara total kliknya hanya 2400 selama 1 bulan.
Dari data di atas kita temukan persentase CTR adalah 2400/10.000 x 100% yaitu : 24%, semakin tinggi semakin bagus.
CTR website ini sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti ranking website, judul website, meta deskripsi serta perilaku user.
Semakin tinggi ranking website seharusnya CTR juga semakin tinggi.
Sedangkan untuk cara optimasi tag judul dan meta deskripsi, kita akan coba bahas pada lain kesempatan saja.
CTR website tidak saja berpengaruh pada jumlah kunjungan pada website kita, tapi juga akan berpengaruh pada peringkat website anda di Google.
Jika CTR website rendah, maka hal ini akan memberikan sinyal pada Google bahwa website kita tidak relevan dengan kueri yang diketikan user.
Kalau terus berlanjut, maka ranking website kita akan turun.
4. Organic Traffic
Pada dasarnya tujuan utama dari SEO website adalah untuk mendatangkan trafik organik dari pencarian Google.
Mendatangkan mereka yang memang sedang mencari produk kita.
Semakin besar trafik organik yang kita dapatkan, maka semakin besar pula peluang terjadinya penjualan terhadap produk yang ditawarkan.
KPI Organic Traffic ini seharusnya menjadi elemen utama yang harus diperhatikan. Karena ia berdampak langsung pada KPI selanjutnya, yakni konversi.
Ranking + CTR = Organic Traffic.
Semakin banyak kata kunci yang berhasil anda ranking ditambah CTR yang tinggi, maka semakin besar trafik organik yang anda peroleh.
5. Konversi
Agar trafik organik yang datang tidak sia-sia maka kita harus mengkonversinya menjadi pelanggan atau apapun sesuai tujuan SEO ktia.
Bisa beli produk kita, berlangganan email, gabung di grup whatsapp/telegaram atau apapun objektif kita dalam melakukan SEO.
Karena onversi itu tidak selalu penjualan. Sangat beragam.
Dan konversi ini dipengaruhi oleh banyak hal. Seperti produk, harga produk, copywriting (penawaran) dan bahkan momentum saat itu.
Pada kesempatan lain kita akan bahas lebih jauh bagaimana cara meningkatkan konversi website untuk mendapatkan omset dan profit yang lebih besar.
Stay tune!
Cara Membuat KPI SEO
Sekarang kita sudah tahu apa itu KPI SEO, apa saja KPI yang sering digunakan dan sekarang kita akan bahas bagaimana cara membuatnya.
Cara yang kami lakukan cukup simpel.
Kita akan mulai dari hasil akhir yang ingin kita capai. Seperti Omset dan Profit. Kita harus tetapkan berapa omset dan profit yang ingin didapatkan.
Periodenya juga harus jelas, misalnya perbulan.
Agar cara membuat KPI ini lebih mudah dipahami, kami akan berikan contoh dengan data-data yang sifatnya masih asumsi.
Target Omset kita 500 juta per bulan, dengan profit 25%-45%.
Dengan harga produk/layanan Rp. 500.000 per pcs. Ini artinya, kita harus menjual sebanyak 1000 pcs per bulan.
Ini artinya, konversi minimal kita setiap bulannya adalah sebanyak 1000. Dengan asumsi satu pembeli membeli satu produk.
Jika asumsi awal konversi trafik organik sebesar 5%, maka kita harus memiliki trafik organik sebanyak 20.000 trafik.
Rumusnya, (100/5)% x 1000 = 20.000
Jika CTR website anda sebesar 50% (asumsi), maka total volume pencarian dari kata kunci yang dioptimasi minimal sebanyak 40.000 pencarian perbulan.
Rumusnya, (100/50)% x 20.000 = 40.000 pencarian perbulan.
Nah, sekarang untuk mencapai volume pencarian sebanyak 40.000 pencarian perbulan, kita harus optimasi berapa keyword.
Jika rata-rata volume pencarian kata kunci anda sebesar 400 pencarian perbulan, maka kita harus optimasi sebanyak : 40.000/400 = 100 kata kunci.
Jika kita asumsikan 1 kata kunci 1 artikel, maka kita harus menyiapkan sebanyak 100 artikel untuk diterbitkan pada website anda.
Asumsinya, 100 artikel yang diterbitkan ini semuanya masuk halaman pertama Google, minimal ranking 5 besar. Karena target CTR kita adalah 50%.
Dari uraian diatas kita jadi tahu berapa jumlah artikel yang harus diterbitkan, berapa jumlah keyword yang harus di optimasi dan berapa target CTR-nya.
Untuk mencapai target omset 500 juta perbulan, maka kita harus melakukan beberapa hal di bawah ini, diantaranya :
- menerbitkan sebanyak 100 artikel,
- optimasi kata kunci dengan volume pencarian 200 per keyword,
- target minimal ranking kata kunci 5 besar,
- CTR website sebesar 50%,
- konversi penjualan 5%
Setelah anda mendapatkan angka-angka diatas, barulah kita mengurainya menjadi action plan SEO. Harian, mingguan bahkan bulanan.
Cara melacak KPI SEO
Untuk mengukur KPI SEO ini bisa dilakukan secara manual dan automatic menggunakan beberapa tool gratis dari Google.
Untuk melacak jumlah artikel yang diterbitkan bisa kita lakukan secara manual. Tapi untuk tracking ranking kata kunci dan CTR harus menggunakan tools.
Kita bisa menggunakan Google Search Console maupun Google Analitycs.
Sementara untuk ranking website sebaiknya juga menggunakan tools, karena jumlah kata kunci yang harus dilacak cukup besar.
Saat ini ada banyak tool cek ranking website yang bisa digunakan secara gratis. Walaupun tool berbayar kadang jauh lebih akurat dan lengkap.
Untuk tool berbayar bisa gunakan SEMRush, Ahrefs dan lainnya.
Kumpulkan data-data yang kita sebutkan diatas secara periodik. Selengkap dan seakurat mungkin. Agar tidak ada kesalahan dalam membuat KPI.
Selanjutnya barulah diolah sesuai panduan diatas.
Terakhir
Membuat KPI SEO memang terkesan agak ribet dan rumit.
Bahkan sebagian praktisi SEO memilih untuk tidak membuatnya sama sekali. Mereka melakukan SEO website berdasarkan intuisi saja.
Tidak benar dan tidak salah juga. Itu pilihan saja.
Hanya saja, jika anda benar-benar ingin tahu progress SEO website dari bulan ke bulan dan ingin tahu apa saja faktor yang memiliki dampak signifikan, maka mulailah merancang KPI SEO anda dari sekarang.
Setelah berjalan beberapa bulan anda akan merasakan manfaatnya.