18 Metrik Digital Marketing yang perlu diketahui dan diukur Digital Marketer
Mengenal Metrik Pemasaran Online
Pada bagian lain kita sudah bahas apa saja channel digital marketing yang bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan pemasaran online.
Agar kita tahu apakah kita berhasil atau tidak. Maka kita harus menggunakan alat tertentu untuk mengukurnya. Kita menyebutnya dengan metrik.
Menggunakan metrik-metrik ini, kita bisa mengukur kinerja pemasaran online. Berhasil atau tidak. Atau mengganti dengan channel yang baru.
Sebelum kita bahas lebih jauh, mari kita bahas defenisi terlebih dahulu
1. Mengenal Apa itu Metrik Digital Marketing
Agar pembahasan kita tidak melebar kemana-mana, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu apa itu Metrik Digital Marketing.
Metrik Digital Marketing adalah satu atau dua alat ukur yang digunakan Digital Marketer untuk mengukur kinerja pemasaran online yang mereka lakukan berdasarkan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Beda tujuan pemasaran online tentu beda pula metrik yang digunakan.
Bahkan, masing-masing channel pemasaran online memiliki metrik yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Ketika objective kita berbeda, maka seharusnya kita memiliki metrik yang berbeda pula.
2. Mengapa Metrik ini penting
Ini pertanyaan penting dan fundamental.
Kita tahu bahwa pemasaran online yang dilakukan membutuhkan dan menghabiskan banyak biaya, waktu dan tenaga.
Sehingga seharusnya memberikan feedback yang memuaskan.
Dan untuk mengetahui tindakan Digital Marketing yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan tujuan yang ditetapkan, maka penting bagi kita untuk mengukurnya.
Untuk mengukur tindakan ini, kita butuh alat ukur.
Alat ukur itu kita sebut dengan metrik. Jadi, metrik ini membantu kita mengukur kinerja Digital Marekting yang kita lakukan.
Tanpanya, kita tidak akan pernah tahu kinerja Digital Marketing yang dilakukan. Berhasil atau gagal. Naik, turun atau stagnan.
Metrik Digital Marketing yang harus di ukur
Walaupun metrik digital marketing setiap bisnis berbeda, tapi ada beberapa hal yang relatif sama satu sama lainnya.
Dan metrik yang memiliki kesamaan tersebut akan coba kita bahas pada kesempatan ini. Mudah-mudahan bisa membantu.
1. Traffic Sources
Traffic Source adalah sumber lalu lintas yang menggambarkan bagaimana trafik website datang ke website kita. Ini menunjukan asal dan cara berkunjung.
Ada 4 tipe traffic source yang dikenal, diantaranya :
- Direct Traffic
- Referral Traffic
- Organic Search Traffic
- Campaign Traffic
Masing-masing tipe traffic source memiliki nilai yang berbeda dimata Digital Marketer, karena ia mewakili hasil tertentu dari tindakan pemasaran online.
Adapun indikator keberhasilan dari metrik ini bisa dilihat dari:
Pertama, pencapaian lalu lintas pencarian organik. Peningkatan volume trafik dari pencarian orgnaik mengindikasikan pemasaran online anda berhasil.
Tapi perlu di perhatikan kualitas trafik untuk meningkatkan konversi.
Kedua, peningkatan jumlah trafik dari tipe traffic source yang lain. Sembari mempertahankan trafik dari sumber utama.
Ketiga, peningkatan rasio konversi terkait dengan sumber trafik manapun.
Praktik terbaik yang disarankan oleh banyak praktisi terkait dengan Traffic Source ini adalah mengakuisisi trafik dari berbagai sumber lalu lintas, melakukan riset apa kueri yang digunakan pengguna serta membuat konten berdasarkan topik. Bukan berdasarkan kueri atau kata kunci semata.
Untuk memantau metrik diatas, anda bisa menggunakan Google Search Console maupun Google Analytics secara gratisan.
Khusus untuk UMKM yang budget promosi usaha terbatas, kami sarankan untuk menggunakan SEO website saja.
Sebenarnya anda juga bisa melakukannya sendiri. Lagipula, ada banyak sekali tutorial SEO yang bisa anda jadikan panduan.
Namun, jika masih tidak bisa. Barulah delegasikan pada Agency SEO. Mulailah dengan menggunakan SEO Bulanan pertama kali. Karena paket SEO bulanan ini jauh lebih murah dibandingkan SEO bergaransi.
2. Website Traffic Lead Ratio
Untuk mengetahui seberapa bagus trafik yang datang ke website anda, maka perlu mengukur metrik yang kita kenal dengan Traffic Leads Ratio.
Metrik ini berguna untuk mengukur seberapa bagus kualitas trafik yang dihasilkan. Kadang juga berguna untuk mengukur kualitas trafik dari masing-masing channel digital marketing yang digunakan.
Karena sesungguhnya, trafik tinggi tidak selalu sama dengan pendapatan besar. Kadang masalah sebaliknya, biaya yang besar.
Jika model bisnis anda adalah e-Commerce dan SaaS, gunakannya metrik ini.
Beberapa hal yang disarankan untuk mengoptimalkan metrik ini.
Pertama, cari tahu berapa traffic lead ratio saat ini. Selanjutnya barulah cari tahu strategi yang tepat untuk meningkatnnya.
Kedua, kombinasikan antara landing pages dan kualitas trafik. Optimasi landing page sedemikian rupa, kemudian datangkan trafik yang tepat.
Ketiga, evaluasi berkelanjutan. Jika trafik naik tapi jumlah leads stagnan atau malah turun. Cari tahu apa penyebabnya, segera perbaiki.
Sekarang, tugas anda adalah mencari tahu berapa Traffic Leads Ratio pada website anda. Apakah 2%, 3%, 5% atau malah lebih besar.
3. Returning Visitor
Untuk mengukur seberapa efektif kita membangun kepercayaan dan nilai terhadap pengunjung, maka kita perlu melihat besaran angka returning visitor.
Mengetahui metrik ini biasanya diperlukan untuk menilai seberapa efektif Content Marketing yang kita lakukan.
4. Online Conversion Rate
Online Conversion Rate adalah persentase pengunjung website/landing page yang terkonversi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Tujuan konversi bisa beragam, bisa membeli, download ebook, belangganan email, menggunakan versi trial dari software anda dan lain sebagainya.
Rumusnya, Online Converion Rate (%) = (Jumlah konversi/Jumlah klik) x 100
Misalnya, jumlah klik website di SERPs Google sebanyak 100 klik. Kemudian yang terkonversi menjadi pembeli sabanyak 17 orang.
Maka persentase Online Conversion Rate adalah: (17/100) x100 = 17%
Lalu berapa persentase yang ideal, pada dasarnya tidak ada angka yang benar-benar tepat. Selama menguntungkan, itu angka ideal anda.
Namun, beberapa praktisi menetapkan 1.4%, 1.8% dan 1.37%.
Anda bisa sama, boleh juga berbeda.
5. Cost per Leads
Kita tahu bahwa untuk menghasilkan lead berkualitas, kita harus melakukan serangkaian tindakan Digital Marketing. Dan itu membutuhkan biaya.
Apalagi jika kita menggunakan Layanan Digital Marketing dengan biaya yang mahal. Sehingga perlu bagi kita untuk mengukurnya.
Kita harus tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 leads menggunakan saluran Digital Marketing tertentu.
Rumusnya, Cost per Lead = Biaya untuk menghasilkan leads/jumlah leads
Ketika mengetahui angka Cost per Leads dengan pasti, maka Tim Digital Marketing bisa mengetahui berapa biaya yang harus mereka siapkan dan keluarkan untuk menghasilkan leads untuk bisnis mereka.
Sederhanya seperti ni:
Misalnya anda menghabiskan biaya iklan PPC (SEM) sebanyak 5 juta perbulan. Kemudian anda berhasil mendapatkan 50 leads.
Berarti biaya per lead adalah : 5 jt/50 lead = 100.000 per lead.
Apakah itu mahal atau murah? Kita tidak bisa mengatakan itu mahal atau murah sebelum kita tahu apa produk dan margin keuntungan yang anda dapatkan.
Jika anda menjual kursus online dengan harga 1 juta, maka harga lead sebesar 100 ribu bisa dikatakan sangat murah.
Bayangkan, dengan biaya 5 juta anda mendapatkan 50 juta.
Akan tetapi, jika margin produk anda hanya 120ribu, maka 100 ribu per-lead bisa dikatakan sangat mahal. Walaupun biaya ini bisa disiasati dengan menghitung angka LTV (Customer Lifetime Value)
6. Brand Awarness
Beberapa waktu lalu kami sempat mengulas 5 raja e-Commerce Indonesia ala Salim Digital. Baik dari sisi jumlah trafik dan sumber trafiknya.
Hampir semua dari 5 e-Commerce ini memiliki brand yang sangat kuat.
Anda bisa lihat ulasannya disini
Ini terlihat dari traffic source dan kueri yang diketikan pada mesin penelusuran seperti Google. Rata-rata adalah branded search (pencarian bermerek).
Menurut kami, ini adalah impact dari brand awarness yang bagus.
Sebagai pemilik bisnis, anda juga bisa mengukur sejauh mana merek bisnis dikenal oleh audien anda. Bisa diketahui dari kueri yang digunakan atau brand mention di sosial media.
7. Click Through Rate (CTR)
Click Through Rate atau CTR adalah Persentase klik dibandingkan dengan jumlah tayang (website/iklan). Ini bisa berlaku untuk SEO, SEM (Google Ads) maupun Iklan di platform yang lainnya seperti Facebook, IG dan Tiktok.
Mengetahui CTR sangat penting untuk mengetahui sejauh mana efektifitas bahasa iklan yang kita gunakan untuk mendorong klik pengguna.
Semakin tinggi persentase CTR, seharusnya semakin bagus.
Dilihat dari sudut pandang pencarian organik. Jika website tayang sebanyak 1000x dan jumlah yang klik sebanyak 150x, maka CTR anda adalah 15%.
Rumusnya, CTR = (150/1000) x 100%
Tinggi atau rendahnya CTR dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari target audien, bahasa iklan (Copywritng) dan lain sebagainya.
8. Customer Lifetime Value (LTV)
Dalam banyak bisnis, metrik ini sangat penting diketahui.
Customer Lifetime Value (LTV) adalah nilai transaksi maksimal yang akan dilakukan oleh customer selama menjadi pelanggan kita.
Ini sangat berguna untuk mengetahui berapa potensi income yang akan kita dapatkan dari 1 customer baru. Dan biaanya ini akan di bandingkan dengan biaya akuisisinya.
Idealnya, LTV ini haruslah besar dari CAC (Customer Acquisition Cost).
Semakin tinggi angka LTV seorang pelanggan, maka semakin layak pelanggan tersebut mendapatkan prioritas layanan kita.
9. Metrik lainnya
Beberapa metrik lain yang juga bisa anda ukur adalah total visits, external Website link, keyword performance, bounce rate, Cost per Action (CPA), unique visitors, pageviews per session, average time on page serta Customer Acquisition Cost (CAC).
Silahkan pilih dan tentukan metrik yang bisa anda gunakan.
Karena beda model bisnis dan channel pemasaran yang digunakan maka akan berbeda pula metrik yang bisa kita gunakan.
Janan sampai salah dalam memilih metrik pemasaran online yang akan digunakan.
Khusus untuk anda yang sedang melakukan SEO website, kami sarankan untuk mengetahui beberapa metrik SEO website berikut.
Opini terakhir
Masing-masing bisnis memiliki tujuan yang berbeda. Bahkan kadang juga memiliki strategi pemasaran yang juga berbeda.
Oleh karenanya, sangat mungkin memiliki metrik yang berbeda pula.
Anda tidak harus menggunakan seluruh metrik diatas untuk mengukur kinerja bisnis. Pilihlah metrik yang benar-benar bisa mengukur kinerja bisnis anda.
Bahkan, beda channel marketing yang digunakan akan beda pula metrik yang kita gunakan untuk mengukur keberhasilannya.
Jika anda memilih channel Google, kami sarankan menggunakan SEO. Lebih baik lakukan sendiri, jika tidak bisa barulah delegasikan pada Agency SEO yang memiliki pengalaman mumpuni selama bertahun-tahun.