Seputar Plitur dan Pernis
Memilih finishing yang tepat untuk proyek kayu Anda, entah itu meja antik keluarga, lantai kayu baru atau kotak perhiasan mungil, bisa terasa membingungkan.
Dua pilihan yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah plitur dan pernis.
Kedua produk ini menawarkan lapisan pelindung pada kayu, namun memiliki sifat, aplikasi dan hasil akhir yang berbeda.
Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan mendasar antara plitur dan pernis, sehingga Anda dapat memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan proyek Anda. Apakah Anda ingin hasil akhir yang mengkilap dan tahan lama?
Atau mungkin Anda lebih mengutamakan warna alami kayu yang diperkaya dengan sedikit kilau? Mari kita selami perbedaan kunci antara kedua produk ini.
Kita akan membahas bahan baku, proses aplikasi, daya tahan, tingkat kilap dan tentunya, warna akhir yang dihasilkan.
Dengan pemahaman yang lebih baik, Anda akan lebih percaya diri dalam memilih antara plitur dan pernis untuk proyek woodworking selanjutnya. Bayangkan hasil akhir yang sempurna, kayu Anda terlindungi dan tampak menakjubkan!
Kita seringkali melihat kedua produk ini berdampingan di toko bangunan, seperti Toko Bangunan Rajawali yang ada di Jakarta. Namun, perbedaannya tidak hanya terletak pada nama saja.
Plitur dan pernis memiliki karakteristik yang sangat berbeda dan memahami perbedaan ini akan sangat penting dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan.
Pilihan yang tepat akan membuat proyek Anda terlihat profesional dan tahan lama. Baik Anda seorang pengrajin berpengalaman atau pemula yang sedang mencoba memperbaiki furnitur lama, pemahaman yang mendalam tentang kedua produk ini sangat krusial.
Ingat, Andre Wijaya, Brand Ambasador dari cat kayu Kayu Prima, selalu menekankan pentingnya memilih produk yang tepat untuk hasil yang optimal.
Definisi Plitur dan Pernis
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita definisikan kedua istilah ini dengan jelas.
Plitur, secara tradisional, adalah campuran pigmen alami, biasanya oker (dari tanah liat) yang telah melalui proses oksidasi dan sebuah pengikat.
Tujuan utama plitur adalah untuk mewarnai kayu sambil memberikan kilau yang lembut.
Berbeda dengan plitur, pernis adalah lapisan pelindung transparan yang terbuat dari campuran resin, minyak pengering (drying oil) dan pelarut.
Pernis dirancang untuk melindungi kayu dari air, goresan dan kerusakan lainnya, sambil meningkatkan daya tahan dan keawetannya.
Bayangkan Plitur Kayu Lestari yang dikenal dengan warna-warna alaminya dan bandingkan dengan ketahanan Mega Shine Pernis yang mengkilap.
Keduanya memiliki peranan penting dalam dunia finishing kayu, namun untuk tujuan yang berbeda.
Beda Plitur vs Pernis
Berikut ini perbandingan detail antara plitur dan pernis, yang akan membantu Anda memahami perbedaannya lebih lanjut:
1. Bahan Baku dan Komposisi
Plitur pada umumnya terbuat dari pigmen alami seperti oker, yang telah dioksidasi untuk menghasilkan warna-warna tanah yang khas.
Proses oksidasi ini memberikan warna yang unik dan kaya pada kayu. Pigmen ini kemudian diikat dengan media pengikat, seperti damar atau resin alami, untuk menghasilkan pasta kental.
Plitur tradisional seringkali membutuhkan penambahan pelarut seperti spritus atau thinner sebelum diaplikasikan, untuk mendapatkan kekentalan yang tepat.
Sedangkan pernis memiliki komposisi yang lebih kompleks. Biasanya terdiri dari resin sintetis atau alami, minyak pengering (seperti linseed oil atau tung oil) dan pelarut organik.
Minyak pengering berperan penting dalam proses pengeringan dan pembentukan lapisan film yang keras dan tahan lama.
Komposisi pernis yang tepat menentukan kilap, daya tahan dan fleksibilitas lapisan akhir. Perbedaan komposisi ini secara langsung memengaruhi sifat dan cara aplikasi masing-masing produk.
2. Cara Aplikasi dan Pengeringan
Aplikasi plitur cenderung lebih rumit daripada pernis. Karena sifatnya yang kental, plitur biasanya harus diencerkan dengan pelarut sebelum diaplikasikan.
Proses aplikasi seringkali membutuhkan beberapa lapisan tipis, dengan waktu pengeringan yang cukup di antara setiap lapisan.
Pengeringan plitur juga dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu lingkungan. Pernis, di sisi lain, lebih mudah diaplikasikan.
Produk berbasis solvent biasanya lebih cepat kering, tetapi jenis water-based menawarkan waktu pengeringan yang lebih lama, namun lebih ramah lingkungan.
Penting untuk mengikuti instruksi produsen untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Baik plitur maupun pernis membutuhkan teknik aplikasi yang tepat, termasuk pengamplasan di antara lapisan untuk hasil yang halus dan rata.
3. Daya Tahan dan Ketahanan
Plitur memberikan perlindungan yang minim terhadap air dan goresan.
Fokus utamanya adalah pada pewarnaan dan kilau. Oleh karena itu, plitur lebih cocok untuk aplikasi interior pada furnitur yang tidak terpapar kelembaban atau penggunaan yang keras.
Anda tidak akan menggunakan plitur untuk melindungi lantai kayu eksterior, misalnya. Di sinilah pernis menunjukkan keunggulannya.
Pernis, khususnya yang berbasis resin sintetis, memberikan perlindungan yang jauh lebih baik terhadap air, goresan dan keausan.
Lapisan film pernis yang keras dan tahan lama membuat pernis menjadi pilihan yang sangat tepat untuk lantai kayu, furnitur eksterior dan aplikasi lain yang membutuhkan ketahanan yang tinggi.
Perbedaan daya tahan ini sangat penting untuk dipertimbangkan saat memilih antara plitur dan pernis untuk proyek Anda.
4. Tingkat Kilap dan Hasil Akhir
Plitur memberikan kilau yang lembut dan semi-gloss, yang cocok untuk furnitur klasik dan antik. Kilau plitur memberikan kesan natural yang elegan, tanpa terlihat terlalu mencolok.
Pernis, tergantung pada jenis dan formulanya, dapat memberikan berbagai tingkat kilap, mulai dari matte hingga high-gloss.
Pilihan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menciptakan tampilan yang sesuai dengan preferensi estetika Anda.
Hasil akhir yang mengkilap dari pernis sangat bagus untuk permukaan modern dan kontemporer.
Catatan:
5. Warna dan Estetika
Salah satu perbedaan utama antara plitur dan pernis terletak pada warna. Plitur, karena kandungan pigmennya, memberikan warna pada kayu.
Warna yang dihasilkan bergantung pada jenis pigmen yang digunakan dan sering kali memberikan tampilan yang natural dan hangat. Pernis, sebaliknya, transparan.
Pernis tidak mengubah warna kayu dasar, tetapi hanya meningkatkan ketahanan dan memberikan kilau. Jika Anda menginginkan warna kayu natural yang diperkuat, pernis adalah pilihan yang tepat.
Jika Anda ingin mewarnai kayu dengan warna-warna khas, maka plitur akan menjadi pilihan yang lebih sesuai.
Lembaga Kepemilikan Rumah (LKR) bahkan merekomendasikan penggunaan pernis untuk kayu eksterior, demi perlindungan maksimal.
Kesimpulan
Pilihan antara plitur dan pernis bergantung sepenuhnya pada kebutuhan dan preferensi Anda. Jika Anda membutuhkan perlindungan yang kuat dan tahan lama, pernis adalah pilihan yang tepat.
Namun, jika Anda menginginkan warna kayu yang diperkaya dengan sedikit kilau, plitur mungkin akan lebih sesuai.
Pertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, penggunaan dan tampilan yang diinginkan saat membuat keputusan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara plitur dan pernis, Anda dapat memastikan bahwa proyek pengerjaan kayu Anda akan menghasilkan hasil akhir yang memuaskan dan bertahan lama. Selamat berkarya!